PONDOKPESANTREN FUTUHIYYAH SUBURAN BARAT MRANGGEN DEMAK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Pondok Pesantren Futuhiyyah Suburan Barat Mranggen Demak antara lain berupa denda uang yang disesuaikan dengan jenis pelanggaran santrinya, membersihkan
WAKAFMIKRO PONDOK PESANTREN FUTUHIYYAH MRANGGEN DEMAK SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata S.1 dalam Ilmu Hukum Ekonomi Syariah pembiayaan akad qardh dengan margin 3% tanpa menggunakan jaminan dan biaya administrasi. Akad qardh adalah pinjaman yang tidak memperbolehkan adanya
Demak NU Online Jateng Menyemarakkan tahun baru Islam 1 Muharam 1444 H, Pesantren Al-Badriyyah 2 Rayungkusuman Mranggen, Kabupaten Demak bersama warga masyarakat menggelar istighotsah, doa bersama, dan pembacaan maulid nabi.
Ditengah-tengah pengajian Tafsir Jalalain di awal Ramadan beberapa waktu lalu, Pengasuh Pondok Pesantren Futuhiyyah sekaligus mursyid tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah Mranggen, Kiai Hanif Muslih, mengisahkan sedikit perjalanan hidupnya. Beliau mengaku pernah kabur dari rumah. Beliau tidak menyebut secara spesifik kapan peristiwa itu terjadi. "Yang jelas di awal tahun 2000-an," ujar
PROFILPONDOK PESANTREN FUTUHIYYAH MRANGGEN DEMAK A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Futuhiyyah 1. Letak Geografis kegiatan santri pondok pesantren Futuhiyyah dapat dilihat dalam tabel berikut ini : No. Waktu Kegiatan 1. 04.00 - 04.30 WIB Bangun Pagi dan Shalat Malam 2. 04.30 - 05.00 WIB Jama'ah Shalat Shubuh
Maghfiroh Ninik. 2019. Manajemen Pendidikan Madrasah Aliyah Berbasis Pondok Pesantren Studi Pada MA Futuhiyyah 2 Mranggen, Kabupaten Demak Tahun 2019. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam . Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Dra. Nur Hasanah, M.Pd. Kata Kunci : Manajemen Pendidikan, Madrasah Aliyah dan Berbasis Pesantren Penelitian ini dilakukan
SEJARAHPONDOK PESANTREN FUTUHIYYAH MRANGGEN DEMAK Pondok Pesantren Futuhiyyah didirikan oleh simbah KH. Abdurrahman bin Qasidil Haq, kurang lebih pada tahun 1901 M. Secara otentik belum dapat dipastikan kapan Pondok Pesantren Futuhiyyah pertama kali didirikan, karena belum ditemukan data yang konkrit akan hal tersebut. Hanya saja menurut cerita orang tua dahulu, ketika terjadi hujan abu
maTqlfm.
Pondok Pesantren Futuhiyyah didirikan oleh simbah KH. Abdurrahman bin Qasidil Haq, kurang lebih pada tahun 1901 M. Secara otentik belum dapat dipastikan kapan Pondok Pesantren Futuhiyyah pertama kali didirikan, karena belum ditemukan data yang konkrit akan hal tersebut. Hanya saja menurut cerita orang tua dahulu, ketika terjadi hujan abu akibat letusan Gunung Kelud pada permulaan abad 20, Pondok Pesantren Futuhiyyah sudah berdiri. Jumlah santri waktu itu masih relatif sedikit, hanya berasal dari daerah Mranggen dan sekitarnya. Mereka datang ke Pesantren hanya pada malam hari untuk mengaji sedangkan paginya pulang untuk bekerja, oleh karena itu santri tersebut disebut “santri kalong”.Bermula hanya sebuah surau langgar yang sebagian digunakan untuk jamaah, mengaji, musyawarah, dan sebagian lagi digunakan untuk kamar santri. Yang diajarkan waktu itu hanya membaca Al-Qur’an, fashalatan, kitab terjemah makna gandul, mauludan, dan bimbingan praktek tasawwuf dengan melakukan dzikir ala Thoriqah Qadiriyyah wa Abdurrahman mengasuh Pondok Pesantren Futuhiyyah hingga wafat pada tahun 1942 peringatan hari wafat beliau “haul” diselenggarakan setiap tanggal 12 Dzulhijjah. Tongkat estafet kepemimpinan Pondok Pesantren Futuhiyyah diberikan kepada putra sulungnya, KH. Utsman, sepulangnya dari Pondok Pesantren KH. Ma’sum Lasem, Rembang. Bertepatan dengan lahirnya Jami’yyah Nahdlatul Ulama pada tahun 1926 yang diikuti dengan berdirinya cabang NU di Demak, KH. Utsman dengan bantuan teman-temannya di NU Mranggen, mendirikan Madrasah Diniyyah Awaliyyah di Pondok Pesantren KH. Utsman masih mempunyai banyak waktu untuk mengurus Pondok Pesantren sekaligus NU Mranggen, namun setelah urusan NU semakin menuntut peran beliau lebih banyak, terutama dalam pembinaan generasi muda dengan menyelenggarakan pelatihan kesenian rodatan dan tabligh ke pedalaman, akhirnya urusan Pondok Pesantren beliau serahkan kepada adiknya, KH. Muslih putra kedua KH. Abdurrahman yang kebetulan saat itu sedang liburan dari Pondok Pesantren dua tahun 1931-1932, KH. Muslih mengemban amanat untuk mengelola dan mengembangkan Pondok Pesantren Futuhiyyah. Namun karena masih belum puas dalam menimba ilmu, akhirnya beliau putuskan untuk kembali ke Pondok Pesantren Termas, dan untuk pengelolaan Pondok Pesantren Futuhiyyah beliau serahkan kepada adiknya, KH. Murodi putra ketiga KH. Abdurrahman.Tahun 1936, KH. Muslih pulang dari Termas, kepemimpinan Pondok Pesantren Futuhiyyah kembali diserahkan kepada beliau, disamping masih tetap dibantu oleh KH. Murodi, hingga akhirnya KH. Murodi dibuatkan Pondok sendiri oleh KH. Abdurrahman diujung barat Desa Suburan yang diberi nama Pondok Pesantren Al-Falah sekarang bernama Pondok Pesantren KH. Murodi. Sedangkan KH. Utsman juga mendirikan Pondok Pesantren sendiri khusus untuk santri putri, yang terletak di pinggir Jalan Raya Mranggen dengan nama Pondok Pesantren bawah kepemimpinan KH. Muslih yang kedua inilah, Pondok Pesantren Futuhiyyah mulai berkembang pesat dan menjadi tujuan para santri dari berbagai daerah untuk menetap/mukim. Bangunan kamar santri mulai didirikan dan langgar direnovasi menjadi awalnya Pondok Pesantren Futuhiyyah lebih masyhur dengan sebutan Pondok Suburan Mranggen. Hal ini disebabkan pada zaman dahulu pesantren umumnya didirikan tanpa diberi nama, kecuali disesuaikan dengan nama kampung atau desa di mana pesantren tersebut berdiri, seperti Pondok Pesantren Sarang, Lasem, Termas, Lirboyo, Ploso, Tebuireng dan tak terkecuali Pondok Pesantren Futuhiyyah yang terletak di Desa Suburan Mranggen. Nama Futuhiyyah sendiri baru muncul sekitar tahun 1927 atas usulan dari KH. Pesantren Futuhiyyah mulai membuka Madrasah Tsanawiyyah, akan tetapi perkembangan Madrasah tersebut sedikit terhambat, bahkan sempat terhenti. Hal ini disebabkan adanya perang di masa penjajahan Jepang maupun perang Kemerdekaan. Pada perang Kemerdekaan 1, pada santri yang berusia belasan tahun santri kecil diungsikan ke Desa Prampelan, Sayung, tempat asal dari Nyai Hj. Marfu’ah Siraj istri KH. Muslih. Dirasa masih kurang aman para santri kecil tersebut dipindahkan dari Prampelan ke Desa Tanggung, Kedungjati, Grobogan. Sementara santri yang sudah dewasa ikut memanggul senjata untuk berjuang melawan penjajah, bersama dengan Laskar Sabilillah dan Hizbullah, bahkan Pondok Pesantren Futuhiyyah dijadikan markas besar basis perlawanan penjajah di daerah Semarang saat perang Kemerdekaan 2, para santri mengungsi ke Desa Rimbu, Rejosari, Karangawen hingga peperangan berakhir. Setelah perang Kemerdekaan 2 usai, para santri kembali ke Pondok Pesantren Futuhiyyah untuk melanjutkan kegiatan belajar-mengajar seperti Muslih dibantu beberapa adik dan keluarganya dengan dedikasi dan usaha yang tinggi mulai mengembangkan Madrasah di Pondok Pesantren Futuhiyyah. Kemudian dari sinilah dari tahun ke tahun Pondok Pesantren Futuhiyyah dan Madrasah mulai mengalami perkembangan yang sangat pesat, hingga beberapa lembaga baru didirikan, di antaranya Tahun 1962 Madrasah Aliyah Diniyyah SLTATahun 1963 Madrasah Wajib Belajar MWB dan Madrasah Ibtidaiyah MIUntuk menjawab tantangan zaman dan kebutuhan masyarakat akan pendidikan, Pondok Pesantren Futuhiyyah mendirikan Tahun 1966 Sekolah Persiapan Fakultas Hukum Islam SPFHITahun 1967 Taman Kanak-kanakTahun 1972 Sekolah Umum Tingkat Pertama SMPTahun 1978 Fakultas Syari’ah UNNUMenyadari kelemahan managemen yang diterapkan selama ini, KH. Muslih menerima usulan dari putra-putranya untuk mendirikan yayasan di Pondok Pesantren Futuhiyyah, dan pada tahun 1977 dibentuklah yayasan yang bernama Yayasan Futuhiyyah dengan nomor akte 13 tahun 1977 dan Notaris Rusybandi Yahya, SH. pendidikan formal di atas, KH. Muslih dibantu adik, putra dan menantunya juga menyelenggarakan pengajian kitab kuning secara wetonan maupun bandongan di luar jam sekolah. Sebagaimana Pondok Pesantren lainnya, setiap bulan Ramadhan beliau selalu mengadakan pengajian kilatan pengajian kitab kuning yang dikhatamkan dalam waktu singkat, dimulai dari tanggal 17 Sya’ban sampai tanggal 25 Ramadhan. Kitab yang pernah dibaca kilatan antara lain Kajian Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih; al-Muhadzab, al-Qulyubi wa Umairoh, al-Mizan al-Kubro, Fathul Mu’in, Fathul Wahab, Bidayah al-Mujtahid dan Jam’ul Jawami’. Kajian Ilmu Alat gramatikal Bahasa Arab; Syarah Ibnu Aqil, Dahlan Alfiyyah, Hasyiah Khudory, Mughni Labib, dan Uqudul Juman. Kajian Ilmu Hadits; Shahih Bukhori, Shahih Muslim, Sunan Abi Dawud, Sunan Nasai dan Sunan Ibnu Majah. Kajian Ilmu Tafsir; Tafsir Munir dan Tafsir mengajar santri, KH. Muslih juga turut mengembangkan aktivitas kemasyarakatan dengan menyebarkan Thariqah Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah. Beliau juga menjadi salah satu kiai yang menginisiasi berdirinya JATMAN Jam’iyyah Ahlit Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah. Banyak kiai, santri dan masyarakat awam yang ingin baiat Thariqah yang kemudian datang ke KH. Muslih, dari beliau kemudian lahir ulama-ulama besar dalam bidang kethariqahan, sehingga KH. Muslih dijuluki sebagai “Syaikhul Mursyidin” gurunya para mursyid Muslih mengasuh Pondok Pesantren Futuhiyyah hingga akhir hayatnya. Beliau wafat dalam perjalanan ibadah Haji pada hari Rabu, 12 Syawal 1401 H, bertepatan dengan tanggal 10 Agustus 1981, di Jeddah, Saudi Arabia. Beliau dimakamkan di Komplek Pemakaman Ma’la di Makkah al-Mukarramah, bersebelahan dengan makam Sayyidah Asma’ binti Abu Bakr as-Shiddiq KH. Muslih wafat, kepemimpinan Pondok Pesantren Futuhiyyah dipegang oleh putra pertamanya, KH. Luthfil Hakim dengan didampingi oleh pamannya, KH. Ahmad Muthohar putra ke empat KH. Abdurrahman dan dibantu oleh keluarga besar Bani Abdurrahman. Semua kegiatan keilmuan dan kemasyarakatan yang semula dijalankan dan dimonitor sendiri oleh KH. Muslih, kini dilaksanakan secara kolektif, bersama-sama oleh keluarga besar Bani Abdurrahman yang sebagian besar menjadi pengurus Yayasan Pondok Pesantren periode ini, setelah terbentuknya Yayasan Pondok Pesantren Futuhiyyah, perkembangan Pondok Pesantren dari hari ke hari semakin pesat, baik dari segi fisik/sarana pendidikan, maupun dari jumlah santri/peserta didik. Bangunan Masjid yang semula berlantai satu kemudian ditingkat menjadi dua lantai dan dipermanenkan. Bangunan kamar ditambah menjadi 2 komplek secara permanen, juga ditambah aula dan ruang pembangunan lembaga sendiri meliputi Tahun 1983 Madrasah Tsanawiyah 2Tahun 1983 Madrasah Aliyah 2Tahun 1983 Sekolah Menengah Atas SMATahun 1990 Fakultas Syari’ah IIWSTahun 1996 TPQTahun 1998 Sekolah Menengah Kejuruan SMK Luthfil Hakim sebagai pengasuh utama meneruskan pengajaran di Pondok Pesantren Futuhiyyah yang sudah dijalankan oleh ayahnya, KH. Muslih, dengan dibantu oleh pamannya, KH. Ahmad Muthohar. KH. Luthfil Hakim mengajarkan kitab kuning secara rutin ba’da Maghrib di Aula Ndalem Kyai Muslih. Kitab yang beliau ampu antara lain Syarah Ibnu Aqil, Tafsir Jalalain dan Riyadus Shalihin. Setelah Isya’ pengajian santri diteruskan dengan Madrasah Diniyyah sesuai kurikulum kelas KH. Ahmad Muthohar, mengajar kitab sehabis Ashar, kitab yang beliau ampu yaitu al-Hikam, Sahih Bukhori, dan I’anah at-Thalibin. Untuk pengajian ba’da Subuh, santri diperbolehkan untuk mengaji Al-Qur’an ke rumah KH. Mubibbin Muhsin Pengasuh Pondok Pesantren Al-Badriyyah. Secara fungsional, KH. Luthfil Hakim bertugas mengontrol dan mengarahkan kegiatan santri di Pondok Pesantren, sedangkan untuk menjadi imam jamaah shalat rawatib beliu serahkan kepada KH. Ahmad meneruskan Pesantren dari ayahnya, KH. Luthfil Hakim juga meneruskan perjuangan KH. Muslih dalam membesarkan Thariqah Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah. Bahkan di era KH. Luthfil Hakim, jama’ah Thariqah tidak hanya berasal dari Jawa Tengah saja, tapi hampir ke seluruh plosok tanah Jawa sampai ke Pulau Sumatra. Bahkan beliau juga menyebarkan Thariqah hingga ke Negri Jiran Malaysia luthfil Hakim meninggal pada hari Senin, 29 November 2004/16 Syawal 1425 H, setelah sakit hampir selama 2 tahun. Selang 7 bulan kemudian, tepatnya tanggal 22 Juni 2005/15 Jumadal Ula 1426 H, disusul KH. Ahmad Muthohar meninggal dunia. Beliau berdua dimakamkan di Komplek Pemakaman Bani Abdurrahman, bersebelahan dengan makam para pendahulu Pesantren Futuhiyyah; KH. Abdurrahman, KH. Usman dan KH. Murodi. Afadhallahu a’laina min Barokatihim wa Asrorihim wa Ulumihim fi ad-Dunya wal Akhirah KH. Luthfil Hakim, estafet kepemimpinan Pondok Pesantren Futuhiyyah diteruskan oleh adik beliau, KH. Muhammad Hanif putra kedua KH. Muslih. Di bawah kepemimpinan KH. M. Hanif, Pondok Pesantren Futuhiyyah semakin berkembang. Dari segi fisik bangunan, Yayasan Pondok Pesantren Futuhiyyah terbentang hampir mengelilingi wilayah Desa Suburan. Pengelolaan administrasi yang baik juga mendorong percepatan pembangunan dengan masif. Bahkan beliau bertekad mengembangkan Pondok Pesantren Futuhiyyah hingga memiliki perguruan tinggi sendiri Ma’had Aly.Dari segi pengajaran tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya, beliau, KH. Muhammad Hanif mengajar kitab secara bandongan kepada seluruh santri sehabis jamaah shalat Subuh. Kitab yang beliau ajarkan adalah Tafsir Jalalain dan Bulugh al-Marom. Setelah itu santri melanjutkan kegiatan dengan sekolah formal sesuai jenjangnya masing-masing sampai siang hari. Selepas itu santri bebas bermain asalkan masih berada di dalam lingkungan Pondok Pesantren Futuhiyyah. Kegiatan dimulai kembali setelah jamaah shalat Ashar, yaitu pengajian kitab oleh para Gawagiz dan asatidz Pondok. Kitab yang dikaji ialah Arbain Nawawi, Ta’lim Muta’allim, Jala’u al-Afham Syarah Aqidatul Awwam, Tibbun Nabawi dan Bulugh al-Marom. Dilanjut pengajian Al-Qur’an ba’da Maghrib dan Madrasah Diniyyah sehabis Isya’.Selain mengasuh Pondok Pesantren Futuhiyyah, KH. M. Hanif juga meneruskan perjuangan ayah dan kakaknya dalam menyebarkan Thariqah Qadiriyyah wa Naqsyabandiyyah. Setiap setahun sekali pasti diadakan Tawajuhan Akbar di Pondok Pesantren Futuhiyyah, guna mengumpulkan para murid yang berasal dari berbagai daerah untuk bermuwajjahah dan dzikir Muhammad Hanif wafat pada Kamis, 10 Desember 2020. Setelah kepemimpinan beliau, tampuk kepengasuhan Pondok Pesantren Futuhiyyah diteruskan oleh putra pertama dari KH. Luthfil Hakim, yaitu KH. Ahmad Said Lafif hingga sekarang. Hal ini sesuai dengan pesan yang tertulis dalam buku wasiat KH. Muslih Abdurrahman. Dalam buku tersebut, KH. Muhammad Hanif berwasiat bahwa nadzir pertama Pondok Pesantren Futuhiyyah selepasnya ialah putra pertama KH. Luthfil Hakim, yaitu KH. Ahmad Said Lafif. Dan sebagai nadzir kedua adalah putra pertama KH. Muhammad Hanif, yaitu KH. Ahmad Faizurrahman. Selain aktif mengurus Pondok Pesantren dan Yayasan Futuhiyyah Mranggen Demak, KH. Ahmad Said Lafif juga aktif di Organisasi Jam’iyyah Ahli Thariqah Mu’tabarah an-Nahdliyyah JATMAN, seperti tradisi yang telah dilakukan oleh ayahnya KH. Luthfil Hakim dan kakeknya KH. Muslih Abdurrahman.Dari tahun ke tahun jumlah santri Pondok Pesantren Futuhiyyah semakin bertambah banyak, asal daerahnya pun semakin meluas, pada tahun 2016-2019 saja tercatat asal santri terdiri dari Pulau Jawa Jateng, Jatim, Jabar, DIY, dan Jabodetabek. Luar Jawa Bali, Lampung, Palembang, Riau, Aceh, Kalimantan, dan bahkan ada santri yang berasal dari Nusa Tenggara Timur. Dari sekian santri, 65% di antaranya mukim di Pondok Pesantren Futuhiyyah dan selebihnya melaju dari daerahnya masing-masing. Santri yang mukim ditampung di Pondok Pesantren Futuhiyyah dan Pondok Pesantren dibawah naungan Yayasan keluarga atau Pondok Pesantren yang ada di sekitar lingkungan Pesantren Futuhiyyah terletak di Desa Suburan Barat, Mranggen, Kabupaten Demak. Sekitar 200 meter dari Jalan Raya Semarang-Purwodadi, KM 13,5. Menepati area seluas Ha, berada di tengah-tengah perkampungan dengan batas-batas Desa brumbung di sebelah Utara, Desa Suburan Timur di sebelah Timur, Desa Suburan Tengah di sebelah Selatan dan Desa Suburan Barat di sebelah Barat.Diolah dari berbagai Sumber
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. I. Letak Geografis Pondok Pesantren ini berlokasi di pinggiran kota Demak, di sebuah kampung kecil Suburan, Kecamatan Mranggen Kabpaten Demak, Jawa Tengah . lokasi yang terletak dibagian Selatan Kab. Demak ini mempunyai karakteristik yang berbeda dengan desa lainya di Kecamatan menjadi pusat pemerintahan sosial, ekonomi, budaya, dan keagamaan. kecamatan Mranggen merupakan satu kecamatan pinggiran di Kabupaten Demak, adapapun sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Sayung, begitupun sebelah Timur masih berbatasan dengan Kecamatan Karangawen. sementara di bagian selatan, berbatasan dengan Kabupaten Semarang Ungaran Timur . sedangkan di bagian barat, berbatasan dengan kota Semarang. II. Sejarah Berdiri a. Periode awal didirikan oleh KH. Abdurrahman bin Qasidil Haq, seorang ulama asli Mranggen yang merupakan keturunan pangeran Wijil II atau pangeran Notonegoro II; kepala perdikan Kadilangu Demak ahli waris atau Dzurriyah Kanjeng Sunan Kalijaga Kadilangu. kurang lebih berdiri pada tahun 1901. Belum bisa dipastikan kapan pondok pesantren futuhiyyah berdiri, karena tidak ditemukan data yang konkrit. dahulunya hanya sebuah mushola kecil sebagian digunakan untuk mengaji, tempat ibadah, dan musyawarah , sebagian lagi digunakan tempat tinggal santri. mereka belajar dengan cara sederhana dan tradisional, seperti membaca Al-Qur'an , kitab gundul, berzanji,belajar kitab-kitab Tafsir maupun Fiqh dan Periode pertengahan Simbam pengasuh Pondok Pesantren Futuhiyyah yang wafat pada tahun 1942. tahun 1942 bertepatan dengan berdirinya Nahdlatul Ulama di Surabaya yang diikuti dengan berdirinya NU cabang kabupaten Demak, KH Utsman Abdurrahman dengan beberapa pengurus NU Mranggen yang mendirikan Madrasah Diniyah Awaliyah. Kemudian sejak tahun 1927 putra-putranya diberi amanah untuk mengelola pondok pesantren yang sudah didirikan oleh beliau saat itu sudah mendirikan pendidikan formal. dan beliau masih memimbing dan mengajar karena diharapkan menjadikan kader-kader yang dapat mengangkat nama baik agama, negara dan keluarga. KH. Utsman Abdurrahman yaitu anak laki-laki pertama yang sepulang dari pondok pesantren KH. Ma'sum Lasem Rembang yang beliau serahi meneruskan Utsman masih memiliki banyak waktu untuk mengurus pondok pesantren dan mengola NU cabang Mranggen, namun urusan NU mengutamakan pengalaman terutama dalam mendidik generasi muda melalui pelatihan wat. kesenian dan pengajian seta tablig ke desa pedalaman. kemudian menyerahkan urusan pondok pesantren kepada adiknya; 1 2 3 4 5 6 7 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak Bagi masyarakat Indonesia, pendidikan diniyah atau agama sangat penting. Pondok pesantren menjadi pilihan banyak orang untuk menimba ilmu agama Islam. Salah satu pondok pesantren yang terkenal di Jawa Tengah adalah Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak. Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak berada di Desa Mranggen, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Pondok pesantren ini didirikan oleh KH. Masduki dan saat ini dipimpin oleh KH. M. Muhtadi. Sejarah Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak didirikan pada tahun 1962 oleh KH. Masduki. Saat itu, Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak masih berupa pondok kecil yang hanya mampu menampung beberapa santri saja. Namun, dengan semangat dan tekad yang kuat, KH. Masduki terus mengembangkan pondok pesantren ini. Pada tahun 1970, KH. Masduki membeli tanah seluas 2 hektar untuk membangun pondok pesantren yang lebih besar. Dalam waktu yang singkat, pondok pesantren ini berkembang pesat dan menjadi salah satu pondok pesantren terbaik di Jawa Tengah. Fasilitas Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak memiliki fasilitas yang lengkap untuk menunjang kegiatan belajar mengajar dan kehidupan santri. Beberapa fasilitas yang tersedia di antaranya Asrama santri Musholla Perpustakaan Laboratorium komputer Lapangan olahraga Kantin Selain itu, Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak juga memiliki program ekstrakurikuler yang dapat membantu mengembangkan bakat dan minat santri. Beberapa program ekstrakurikuler yang tersedia di antaranya adalah pidato, qira’atul kutub, dan keterampilan tangan. Biaya Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak Salah satu hal yang menjadi pertimbangan bagi orang tua dalam memilih pondok pesantren adalah biaya. Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak menawarkan biaya yang terjangkau untuk para santri. Biaya yang dikenakan untuk santri baru di Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak sebesar Rp. per tahun. Biaya tersebut sudah termasuk biaya asrama, makan, dan kegiatan belajar mengajar. Bagi santri yang sudah masuk tahun kedua ke atas, biaya yang dikenakan sebesar Rp. per tahun. Tujuan Pendirian Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak Tujuan pendirian Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak adalah untuk memperkenalkan ajaran agama Islam secara benar dan sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits. Di samping itu, Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak juga bertujuan untuk membentuk generasi muda yang cerdas, berakhlak mulia, dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak juga memberikan pelajaran-pelajaran umum seperti bahasa Indonesia, bahasa Inggris, matematika, dan IPA. Hal ini dilakukan untuk membantu santri dalam menghadapi dunia yang semakin kompleks. Kegiatan di Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak Santri di Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak memiliki jadwal harian yang padat. Kegiatan di pondok pesantren dimulai dari shalat subuh berjamaah hingga shalat isya’ berjamaah. Setelah shalat subuh, santri melakukan kegiatan membaca Al-Qur’an dan dzikir. Kemudian, diikuti dengan kegiatan belajar mengajar hingga sore hari. Selain kegiatan belajar mengajar, santri di Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak juga melaksanakan kegiatan-kegiatan lain seperti pengajian, bimbingan belajar, dan tadarus Al-Qur’an. Prestasi Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak sudah banyak meraih prestasi di bidang agama dan akademik. Beberapa prestasi yang pernah diraih antara lain Juara 1 Lomba Santri Pintar Tingkat Jawa Tengah Tahun 2018 Juara 1 Lomba Pidato Tingkat Jawa Tengah Tahun 2019 Juara 2 Lomba Hafiz Al-Qur’an Tingkat Jawa Tengah Tahun 2020 Prestasi yang diraih oleh Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak ini menunjukkan bahwa pondok pesantren ini mampu menghasilkan santri yang berkualitas dan mampu bersaing di tingkat nasional. Keunggulan Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan pondok pesantren lainnya. Beberapa keunggulan tersebut di antaranya adalah Biaya yang terjangkau Fasilitas yang lengkap Program ekstrakurikuler yang beragam Guru dan pengajar yang berkualitas Santri yang berakhlak mulia dan disiplin Keunggulan-keunggulan tersebut membuat Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak menjadi salah satu pilihan terbaik bagi orang tua yang ingin menitipkan anaknya untuk menimba ilmu agama Islam. Kesimpulan Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak adalah salah satu pondok pesantren terbaik di Jawa Tengah yang menawarkan biaya yang terjangkau. Pondok pesantren ini memiliki fasilitas yang lengkap dan program ekstrakurikuler yang beragam. Tujuan pendirian Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak adalah untuk memperkenalkan ajaran agama Islam secara benar dan sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits. Selain itu, pondok pesantren ini juga bertujuan untuk membentuk generasi muda yang cerdas, berakhlak mulia, dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak sudah banyak meraih prestasi di bidang agama dan akademik. Prestasi-prestasi tersebut menunjukkan bahwa pondok pesantren ini mampu menghasilkan santri yang berkualitas dan mampu bersaing di tingkat nasional. Bagi orang tua yang ingin menitipkan anaknya untuk menimba ilmu agama Islam, Pondok Pesantren Futuhiyyah Mranggen Demak adalah salah satu pilihan terbaik.
Jika Anda sedang mencari pondok pesantren di Demak, maka tepat sekali jika mampir di artikel ini. Soalnya, kami akan berbagi wawasan mengenai Anda ketahui, saat ini berdasarkan bank data pesantren yang terdapat di situs resmi Kementerian Agama, di Kabupaten Demak terdapat sekitar 107 Pondok Pesantren. Adapun total santrinya berjumlah kurang lebih Jumlah tersebut terbagi menjadi santri mukim, dan santri non mukim alias Pesantren Bustanu Usysyaqil Qur’an DemakPondok Pesantren Futuhiyyah MranggenPondok Pesantren Tahfidz Raudlatul Qur’anPondok Pesantren Al HidayatPondok Pesantren Miftahul Ulum DemakPondok Pesantren Al FalahPondok Pesantren Fathul Huda DemakPondok Pesantren Bustanu Usysyaqil Qur’an DemakKredit Foto Alief ElitePesantren terbaik di Demak pertama yang akan kami bahas adalah Ponpes Bustanu Usysyaqil Qur’an. Pesantren ini didirikan oleh seorang ulama’ yang memiliki sejarah dan nasab yang cemerlang. Beliau adalah KH. R. Muhammad, putra dari KH. Mahfudz At Tarmasi, seorang ulama’ jawa yang aktif dalam percaturan pemikiran ulama-ulama Timur Tengah pada abad ke-18 satu keunggulan dari pesantren ini terletak pada bidang menghafal Al Qur’an. Terdapat program khusus menghafal 30 juz secara berjenjang. Setiap santri yang menghafal 5 juz, maka akan melakukan test semaan, begitu pula kelipatannya. FYI, Semaan adalah ujian menalar Al-Qur’an di depan banyak terdapat pula program qiraah sab’ah. Santri yang mengikuti program ini adalah santri yang memang dianggap mampu oleh pengasuh. Dengan demikian, tidak setiap santri yang telah khatam bil ghoib, melanjutkan ke program ini, metode pengajarannya adalah musyafahah /talaqqi dan santri menulis terlebih dahulu ayat-ayat Al Qur’an yang akan di baca di depan itu, terdapat juga program madrasah diniyyah. Pada program ini santri akan ditekankan mengkaji kitab-kitab kuning. Madrasah Diniyyah ini terbagi menjadi beberapa kelas, yaitu kelas I, kelas II, kelas III, dan kelas Istimewa untuk santri yang masih dalam persiapan untuk mengikuti program tahfizh atau sedang menjalaninya.Namun sayangnya, kami belum berhasil mendapatkan informasi mengenai informasi biaya pendaftaran dan alamat lengkap pesantren ini adalah Jl. Sunan Kalijaga Tanubayan, Bintoro, Kec. Demak, Kabupaten Demak, Jawa Tengah 59517Website resmi –Pondok Pesantren Futuhiyyah MranggenKredit Foto Dhika MayraSelanjutnya adalah Ponpes Futuhiyyah. Pesantren yang satu ini memiliki sejarah yang sangat panjang. Telah berdiri sejak tahun 1901, pesantren ini telah berhasil menghasilkan ribuan santri ini kegiatan pendidikan yang dikelola Pesantren Futuhiyyah meliputi pendidikan keagamaan dan umum, pendidikan itu antara lain sebagai berikut 1. Taman Pendidikan al-Quran TPA; 2. Taman Kanak-Kanak TK masyitoh; 3. Madrasah Ibtidaiyah MI; 4. Madrasah Tsanawiyah 1 MTS 1 putra dan MTS 2 putri; 5. Madrasah Aliyah 1 MA 1 putra dan MA 2 putri; 6. Sekolah Menengah Pertama SMP; 7. Sekolah Menengah Atas SMA; 8. Sekolah Menengah Kejuruan SMK.Kurikulum yang digunakan di pendidikan formal tersebut mengacu kepada kurikulum Kementerian Agama RI untuk MI, MTS dan MA. Sedangkan untuk SMP menggunakan kurikulum terdapat juga pendidikan non formal. Pendidikan tersebut berupa madrasah diniyyah dan takhassus pendalaman kitab kuning. Pengajian kitab-kitab kuning tersebut menggunakan metode sorogan atau sayangnya, kami belum berhasil mendapatkan informasi mengenai informasi biaya pendaftaran dan alamat lengkap pesantren ini adalah Jalan Suburan Barat Mranggen, Brumbung, Kec. Mranggen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah 59567Website resmi Pesantren Tahfidz Raudlatul Qur’anKredit Foto Evy MustaghfirohBerikutnya adalah Ponpes Tahfidz Raudlatul Qur’an. Pesantren yang satu ini sesuai namanya akan terfokus kepada Tahfidz Al Qur’an. Setiap santri yang lulus dari jenjang SD, maka harus menghafal minimal 5 juz. Adapun yang lulus dari jenjang SMP, maka mesti menghafal minimal 15 kurikulum pendidikannya, pesantren ini mengkolaborasikan pendidikan tahfidz Al-Qur’an dan pendidikan formal sesuai kurikulum pendidikan nasional. Sehingga setelah lulus, anak menjadi manusia yang matang menguasai Ilmu Agama/ Al-Qur’an dan fasih dalam menguasai Ilmu Pengetahuan itu, ada 3 pondasi pendidikan yang akan dibangun oleh pendidik di pesantren ini. Pertama adalah membangun nilai-nilai keislaman yang moderat ala ahlus sunnah wal jamaah. Kedua adalah menumbuhkan kecintaan terhadap Al Qur’an dengan pembiasaan menghafal dan dijadikan dzikir sehari-hari. Ketiga adalah merangsang kecintaan anak kepada Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta melatih kemampuan berbahasa Asing bahasa Arab dan Bahasa Inggris.Namun sayangnya, kami belum berhasil mendapatkan informasi mengenai informasi biaya pendaftaran dan alamat lengkap pesantren ini adalah Jl. Lingkar Km. 06 No. 7, Mranak, Kec. Wonosalam, Kab. Demak Prov. Jawa Tengah Website resmi Pesantren Al HidayatKredit Foto Ibtidaiyyah Al HidayatSelanjutnya adalah Ponpes Al Hidayat. Sistem Pendidikan di pesantren ini tetap melestarikan system tradisional. Di pesantren ini kegiatan terfokus pada ngaji bandongan, sorogan dan musyawarah serta ditunjang dengan kegiatan belajar mengajar di kurikulum pendidikan Madrasah AI Hidayat merupakan kombinasi dari mata pelajaran yang diajarkan di pesantren Ploso dan Sarang. Hal itu karena rata-rata guru didik yang ada di madrasah adalah alumni pesantren Ploso dan Sarang yang sebelumnya juga pernah nyantri di PP. Al pesantren ini, nilai-nilai pendidikan tidak hanya berfokus pada peningkatan intelektual para santri dalam iImu syariat talimiyah, melainkan juga dalam aspek tarbiyah. Oleh karena itu, selain kegiatan yang berguna untuk mengembangkan intelektual, para santri AI Hidayat sangat dianjurkan untuk mengikuti riyadhah atau tirakat seperti puasa dalail, manaqib, ngrowot, Pesantren Al Hidayat juga ada kegiatan ekstrakurikuler berupa pencak silat PSHT yang terlaksana setiap hari Iibur yaitu malam Jumat sehingga tidak mengganggu kegiatan wajib. Dua kegiatan ini tirakat dan pencak silat dimaksudkan supaya santri siap melakukan amar ma’ruf nahi munkar berjuang menyebarkan agama dan tahan terhadap arus kehidupan yang akan dihadapi setelah boyong dari sayangnya, kami belum berhasil mendapatkan informasi mengenai informasi biaya pendaftaran dan alamat lengkap pesantren ini adalah Temuroso, Guntur, Kabupaten Demak, Jawa Tengah 59565Website resmi –Pondok Pesantren Miftahul Ulum DemakKredit Foto Ahmad ZubairBerikutnya adalah Ponpes Miftahul Ulum. Pesantren yang satu ini bisa dibilang salah satu yang tertua di Demak. Tepatnya pesantren ini berdiri satu tahun setelah kemerdekaan Indonesia, yaitu pada tahun 1946. Selama 75 tahun perjalanannya, pesantren ini terlah berhasil menelurkan puluhan ribu santri pendidikannya, pesantren ini memiliki corak khas NU. Maka tak heran santri-santri Miftahul Ulum memiliki pemahaman aswaja yang sangat kuat. Pengajaran kitab-kitabnya pun sangatlah itu, kini pesantren ini juga telah menyelenggarakan pendidikan formal. Tersedia jenjang pendidikan formal dari tingkat MTS-MA. Fasilitas yang terdapat di pesantren ini pun terbilang cukup lengkap. Selain itu, beberapa ekstrakulikuler pun tersedia bagi para santri yang mengaji di pesantren sayangnya, kami belum berhasil mendapatkan informasi mengenai informasi biaya pendaftaran dan alamat lengkap pesantren ini adalah Jl. Diponegoro Rw. 4, Jogoloyo, Kec. Wonosalam, Kabupaten Demak, Jawa Tengah 59571Pondok Pesantren Al FalahSelanjutnya adalah Ponpes Al Falah. Pesantren ini didirikan oleh KH Abdur Rosyid bin Kasnawi pada tahun 1963. Dahulunya pesantren ini bernama Pondok Pesantren Tarbiyatul Athfal, kemudian atas anjuran dari guru sang pendiri yang merupakan Pendiri Pondok Pesantren Miftahul Falah Demak untuk mengubah nama pesantren beliau menjadi Al ini merupakan pesantren dengan tipe kombinasi, karenanya aktivitas di pesantren ini bermacam-macam. Mulai Salafiyah dengan pembelajaran kitab-kitab salaf, Qur’aniyah dengan mencetak para panghafal qur’an dan lain-lain. Selain itu itu juga aktivitas Madrasah Diniyah mulai tingkatan wustho hingga itu, kini pesantren ini juga telah menyelenggarakan pendidikan formal. Tersedia jenjang pendidikan formal dari tingkat MI-MA. Fasilitas yang terdapat di pesantren ini pun terbilang cukup lengkap. Selain itu, beberapa ekstrakulikuler pun tersedia bagi para santri yang mengaji di pesantren sayangnya, kami belum berhasil mendapatkan informasi mengenai informasi biaya pendaftaran dan alamat lengkap pesantren ini adalah Jl. Diponegoro, Rw. 2, Jogoloyo, Kec. Wonosalam, Kabupaten Demak, Jawa Tengah 59571Website resmi –Pondok Pesantren Fathul Huda DemakPesantren terakhir yang akan kami bahas adalah Ponpes Fathul Huda. Pesantren ini berdiri pada tahun 1974, yang didirikan oleh KH. Ma’shum Mahfudzi. Setelah beliau berhasil mendirikan Pondok Pesantren pada tahun 1957, beliau mendirikan Madrasah Diniyah yang pada hakikatnya madrasah diniyyah inilah yang melatar belakangi berdirinya Pondok Pesantren. Kemudian beliau mendirikan MI dan akhirnya kira-kira tanggal 12 Januari 1984 beliau mendirikan MTs dengan nama MTs Fathul Huda. Dan hingga saat ini telah terdapat juga pendidikan jenjang pengurus senantiasa berupaya menjadikan santri pesantren ini mempunyai budi pekerti yang baik sesuai dengan ajaran Islam, tekun melaksanakan ibadah wajib maupun sunnah, santun dalam bertutur dan berperilaku, dan unggul dalam prestasi akademik dan non akademik sebagai bekal melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan atau hidup sayangnya, kami belum berhasil mendapatkan informasi mengenai informasi biaya pendaftaran dan alamat lengkap pesantren ini adalah Karanggawang, Sidorejo, Kec. Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah 59563 Website resmi sudah ada gambaran mau nyantri di Pondok Pesantren di Demak yang mana? Oh ya, jika Anda tahu ada pondok bagus yang belum kami list, infokan di komentar ya!Baca JugaDaftar ++500 Pesantren Terbaik di IndonesiaRekomendasi 9 Pesantren Terbaik di KudusRekomendasi 7 Pesantren Terbaik di Grobogan
biaya pondok pesantren futuhiyyah mranggen demak