Washshalaatil qaa-imah. Aati muhammadal wasiilata wal fadhiilah, wab'atshu maqoomam mahmuudal ladzii wa'adtahu innaka la tukhliful mi'ad" Yang artinya "Ya Allah, Tuhan yang memiliki panggilan ini, yang sempurna dan memiliki salat yang didirikan. Berilah Nabi Muhammad wasilah dan keutamaan, serta kemuliaan dan derajat yang tinggi, dan TausiyahUASSesungguhnya Engkau tidak menyalahi janjisemoga bermanfaat 🙏 Ads728x90 Doa dari Ayat Al-Quran Published by: Cahaya Islami Official. Juni 15, 2016 Berikutini 40 Ayat Al-Qur'an yang di awali dengan رَبَّنَا (Rabbana) yang artinya Ya Tuhan Kami. رَبَّنَا merupakan do'a yang dapat di amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari, permohonan Do'a kepada Allah Subhanahu wata'ala yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Allah subhanahu wata'ala Maha Mengabulkan. 1. Aati muhammadal wasiilata wal fadhiilah, wab'atshu maqoomam mahmuudal ladzii wa'adtahu innaka la tukhliful mi'ad." Artinya: "Ya Allah, Tuhan yang memiliki panggilan ini, yang sempurna dan memiliki salat yang didirikan. Rabbanawa 'atina ma wa'adtana 'ala rusulika wa la tukhzina yawmal-Qiyamah innaka la tukhliful mi'aad Our Lord! Grant us what Thou didst promise unto us through Thine apostles, and save us from shame on the Day of Judgment: For Thou never breakest Thy promise [3:194] 29 Jul 2022 Artinya "Ya Allah, ini adalah (saat) datangnya malam-Mu, dan perginya siang-Mu, dan terdengarnya doa-doa untuk-Mu, maka ampunilah dosaku" Doa setelah Adzan Subuh; Doa sesudah adzan subuh hadir secara khusus. Berikut ini bunyi doanya seperti dalam kitab Fathul Muin di halaman 280: 8SzRcFI. Bacaan Doa Setelah Mendengar Adzan yang Perlu DilafalkanUmat Islam Wajib Tahu, Ini 5 Bacaan Doa Setelah Azan dan ArtinyaKumpulan Doa Harian, Simak Bacaan Doa Setelah Mendengar Adzan Seperti yang Dianjurkan Rasulullah SAWBacaan Doa Setelah Adzan agar Pahala BerlimpahDoa Setelah Adzan Maghrib dan 3 Amalan saat Mendengar Adzan, Ini Pahala yang Didapat Dilansir detikEdu, dalam hadist diceritakan, doa setelah adzan yang diamalkan seorang muslim tidak akan tertolak. Artinya “Sesungguhnya do’a yang tidak tertolak adalah do’a antara adzan dan iqomah, maka berdo’alah kala itu.” Aati muhammadal wasiilata wal fadhiilah, wab’atshu maqoomam mahmuudal ladzii wa’adtahu innaka la tukhliful mi’ad. Seorang muslim dapat menambahkan bacaan dalam doa setelah adzan magrib sebagai berikut Usai mendengar adzan seorang muslim dianjurkan melakukan tiga hal ini seperti hadist dari Rasulullah SAW. Artikel ini sebelumnya telah tayang di detikEdu dengan judul Doa Setelah Adzan, Lengkap dan Insya Allah Tidak Akan Tertolak. Bacaan Doa Setelah Mendengar Adzan yang Perlu Dilafalkan Hal ini merupakan salah satu adab yang perlu dilakukan sebagai umat Nabi Muhammad SAW. Tahu tidak, membaca doa setelah adzan ternyata bukan satu-satunya sunnah yang bisa dilakukan, usai mendengar lantunan dari muadzin, lho. Kemudian mintalah wasilah pada Allah SWT untukku, karena wasilah itu adalah tempat di surga yang hanya diperuntukkan bagi hamba Allah SWT, aku berharap akulah yang mendapatkannya. Berikut ini adalah doa setelah adzan dalam latin serta terjemahannya yang perlu diketahui Aati muhammadal wasiilata wal fadhiilah, wab’atshu maqoomam mahmuudal ladzii wa’adtahu innaka la tukhliful mi’ad”. Umat Islam Wajib Tahu, Ini 5 Bacaan Doa Setelah Azan dan Artinya Setiap umat Muslim pasti mengetahui bahwa lantunan azan bukan hanya sekadar panggilan salat. Lebih dari itu, ada pahala yang bisa kita dapatkan dengan mengerjakan amalan sunnah saat azan. اللّٰهُمَّ رَبَّ هٰذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ سَيِّدَنَـامُحَمـَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَالدَّرَجَةَ الرَّفِيْعَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا المَحْمُودًا الَّذِيْ وَعَدْتَهُ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ “Allâhumma Rabba hâdzihid-dawati at-tâmmati, wash-shalâtil-qâimati, âti sayyidanâ Muhammad al-washilah wal fadlîlah, wad-darajatar rafî’ah wab’atshu maqâman mahmûdan alladzî wa’adtah, innaka lâ tukhliful-mîâd.” Doa di antara azan dan iqamah Edited by Romi Subhan Salah satu waktu yang paling mustajab untuk berdoa adalah di antara waktu azan dan iqamah. Artinya “Ya Allah, aku mohon pada-Mu keselamatan di dunia dan akhirat.” Kumpulan Doa Harian, Simak Bacaan Doa Setelah Mendengar Adzan Seperti yang Dianjurkan Rasulullah SAW Mengutip dari Tribun Bogor, Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad menjelaskan begitu adzan selesai dikumandangkan, sebaiknya segera membaca shalawat dan kemudian ditutup dengan membaca doa setelah adzan Isya. Dengan membaca doa setelah adzan Isya, permohonan yang diharapkan akan terkabul, dosa dihapus, dan mendapatkan syafaat oleh Allah SWT. Hal itu terdapat dalam hadist sebagaimana diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah Ra, Rasulullah SAW bersabda Untuk memperoleh keutamaan Allah, berikut ini doa setelah adzan Isya yang bisa kamu amalkan. Sementara itu, mengutip dari ketika adzan berkumandang, ada adab yang perlu umat muslim perhatikan. Ketika muadzin berucap “ Hayya alash shalah, hayya alal falah,” Nabi mengucapkan “ Laa haula wa laa quwwata illaa billahi” tiada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah. Dari hadis tersebut, cara menjawab adzan adalah membalasnya dengan melafalkan ucapan serupa. Artinya ”Diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa yang membaca doa ketika selesai adzan, maka ia akan berhak mendapatkan syafaat pada hari kiamat.” HR. Baca Juga Kumpulan Doa Harian, Berdoalah Sebelum dan Sesudah Tidur Sesuai Anjuran Rasulullah SAW Aati muhammadal wasiilata wal fadhiilah, wab’atshu maqoomam mahmuudal ladzii wa’adtahu innaka la tukhliful mi’ad. Begitu pula doa setelah adzan subuh yang memiliki bacaan tersendiri. Baca Juga Kumpulan Doa Harian, Berdoalah yang Dianjurkan Dibaca Ketika Melakukan Ziarah Kubur, Lengkap Bacaan Arab dan Artinya! Bacaan Doa Setelah Adzan agar Pahala Berlimpah Allah SWT menjanjikan banyak pahala untuk umatnya yang melafalkan ataupun mendengarkan azan. Mengutip laman NU Online, kitab Asna al-Mathalib karya Imam Zakaria al-Anshary menyebutkan bahwa umat Muslim yang mendengarkan azan disunahkan untuk membaca selawat setelahnya. Allat SWT menjanjikan pahala bagi umat Muslim yang membacakan doa setelah adzan. Allat SWT menjanjikan pahala bagi umat Muslim yang membacakan doa setelah adzan. Umat Muslim dapat melanjutkan selawat di atas dengan bacaan doa setelah adzan berikut. Allâhumma Rabba hâdzihid-da’wati at-tâmmati, wash-shalâtil-qâimati, âti sayyidanâ Muhammad al-washilah wal fadlîlah, wad-darajatar rafî’ah wab’atshu maqâman mahmûdan alladzî wa’adtah, innaka lâ tukhliful-mî’âd Sesungguhnya Engkau tiada menyalahi janji, wajah zat yang paling Penyayang.” Disebutkan dalam kitab Jami’ul Ahadits bahwa ada doa khusus setelah azan Magrib. Selain pada waktu Magrib, Anda juga dianjurkan membaca doa berikut setelah azan subuh. Doa Setelah Adzan Maghrib dan 3 Amalan saat Mendengar Adzan, Ini Pahala yang Didapat Oleh karenanya membaca doa setelah adzan maghrib dianjurkan sebagai amalan yang dapat dilakukan. Artinya “Sesungguhnya do’a yang tidak tertolak adalah do’a antara adzan dan iqomah, maka berdo’alah kala itu.” Allâhumma Rabba hâdzihid-dawati at-tâmmati, wash-shalâtil-qâimati, âti sayyidanâ Muhammad al-washilah wal fadlîlah, wad-darajatar rafî’ah wab’atshu maqâman mahmûdan alladzî wa’adtah, innaka lâ tukhliful-mîâd Newsletter Want more stuff like this? Get the best viral stories straight into your inbox! This dua is to be recited after adhaan Allahumma rabba hadhihi-d-da’awati-t-tammati wa-s-Salati-l-qa’imati, ati Muhammadan il-wasilata wa-l-fadilata wa-d-darajata-r-rafi’ati wa-bath-hu maqamam mahmudan illadhi waadtahu Reference Sahih al-Bukhari 614 But almost everyone adds this extra verse when reciting that is not part of the dua. innaka la tukhliful mi’ad I heard that this is an innovation, since it's not part of the dua. Like some say sadaqallahul azim after reciting Quran. So is saying innaka la tukhliful mi’ad with that dua an innovation? Innaka La Tukhliful Mi'adMerupakan penggalan dari surat Ali 'Imran ayat 194. Lebih lengkapnya adalah, "Rabbanaa wa aatinaa maa wa'attanaa 'alaa rusulika wa laa tukhzinaa yaumal-qiyaamah, innaka laa tukhliful-mii'aad." Sedikit penjelasan tentang surat Ali 'Imran, surat Ali 'Imran merupakan surat Madaniyah ayat-ayat Al-Qur'an yang diturunkan kepada Rasulullah SAW di kota Madinah setelah peristiwa hijrah. Surat Ali 'Imran terdiri dari 200 ayat pada Juz 3 ayat 1-91 dan Juz 4 ayat 92-200.Innaka la tukhliful mi'ad artinya sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji, ini merupakan penggalan dari ayat 194 surat Ali 'Imran. Surat Ali 'Imran ayat 194 berisikan doa sebagai berikut, "Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantara rasul-rasul Engkau." Permintaan mereka agar diberikan janji Allah yang disampaikan oleh para rasul meskipun Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya adalah agar mereka digolongkan ke dalam orang-orang yang berhak menerimanya, karena mereka belum tentu yakin termasuk ke dalam orang-orang yang menerimanya, dan diulanginya kalimat "Ya Tuhan kami" berkali-kali sehingga menunjukkan sikap tadharru' dalam bahasa arab yang berarti perendahan diri yang dalam Ali 'Imran Ayat 194 Arab dan ArtinyaInnaka la tukhliful mi'ad merupakan penggalan dari surat Ali 'Imran ayat 194. Berikut ini merupakan surat Ali 'Imran Ayat 194 arab dan artinyaرَبَّنَا وَءَاتِنَا مَا وَعَدتَّنَا عَلَىٰ رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۗ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ ٱلْمِيعَادَLatin Rabbanaa wa aatinaa maa wa'attanaa 'alaa rusulika wa laa tukhzinaa yaumal-qiyaamah, innaka laa tukhliful-mii'aad. QS. Ali 'Imran194Artinya Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantara rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji. QS. Ali 'Imran194Tafsir Surat Ali 'Imran Ayat 194 Menurut Al-Muyassar/Kementrian Agama Saudi Arabia194. Wahai Rabb kami, dan berikanlah apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui lisan para rasul-rasul-Mu, yaitu petunjuk dan pertolongan-Mu di dunia ini. Dan janganlah Engkau permalukan kami di hari kiamat dengan memasukkan kami ke dalam Neraka. Sesungguhnya Engkau -wahai Rabb kami- adalah Tuhan Yang Maha Pemurah dan Engkau tidak akan mengingkari janji-Mu."Itulah penjelasan tentang innaka la tukhliful mi'ad yang ternyata penggalan dari surat Ali 'Imran ayat 194. Sekian penjelasan kali ini, semoga bermanfaat. - Bacaan doa dan amalan sunnah yang Dianjurkan Saat Adzan Dikumandangkan Saat adzan berkumandang, ternyata terdapat amalan sunnah yang dianjurkan dilakukan oleh seorang Muslim. Amalan sunnah tersebut yakni membaca doa setelah mendengar Adzan alias doa setelah Adzan. Ada banyak keutamaan yang bisa didapatkan ketika seorang Muslim melantunkan doa setelah mendengar Adzan Termasuk doa setelah Adzan Subuh yang baru saja berkumandang pada Subuh hari ini. Baca juga Ini 8 Waktu Mustajab untuk Berdoa, Salah Satunya Doa Saat Minum Air Zam-zam Baca juga Bacaan Doa Sehari-hari Bisa Dihafalkan dan Diamalkan, Bahasa Arab, Latin dan Artinya Satu di antara penjelasannya ada dalam hadist Rasulullah SAW yang berbunyi وَعَنْ جَابِرٍ- رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُ- أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ – مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ اَلنِّدَاءَ اَللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ اَلدَّعْوَةِ اَلتَّامَّةِ , وَالصَّلَاةِ اَلْقَائِمَةِ , آتِ مُحَمَّدًا اَلْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ , وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا اَلَّذِي وَعَدْتَهُ , حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ – أَخْرَجَهُ اَلْأَرْبَعَةُ Artiya Dari Jabir radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata, “Siapa yang mengucapkan setelah mendengar azan ALLAHUMMA ROBBA HADZIHID DA’WATIT TAAMMAH WASH SHOLATIL QOO-IMAH, AATI MUHAMMADANIL WASILATA WAL FADHILAH, WAB’ATSHU MAQOOMAM MAHMUUDA ALLADZI WA ADTAH’ [artinya Ya Allah, Rabb pemilik dakwah yang sempurna ini dakwah tauhid, shalat yang ditegakkan, berikanlah kepada Muhammad wasilah kedudukan yang tinggi, dan fadilah kedudukan lain yang mulia. Dan bangkitkanlah beliau sehingga bisa menempati maqom kedudukan terpuji yang telah Engkau janjikan padanya], maka dia akan mendapatkan syafaatku kelak.” Dikeluarkan oleh yang empat Lantas, seperti apa lafaz bacaan doa setelah mendengar Adzan termasuk doa setelah Adzan subuh tersebut? Berikut lafaznya kami rangkum dari berbagai sumber اللّٰهُمَّ رَبَّ هٰذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ سَيِّدَنَـامُحَمـَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَالدَّرَجَةَ الرَّفِيْعَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا المَحْمُودًا الَّذِيْ وَعَدْتَهُ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ "Allâhumma Rabba hâdzihid-dawati at-tâmmati, wash-shalâtil-qâimati, âti sayyidanâ Muhammad al-washilah wal fadlîlah, wad-darajatar rafî’ah wab’atshu maqâman mahmûdan alladzî wa’adtah, innaka lâ tukhliful-mîâd." Artinya “Ya Allah Tuhan yang memiliki seruan yang sempurna dan shalat yang tetap didirikan, kurniailah Nabi Muhammad wasilah tempat yang luhur dan kelebihan serta kemuliaan dan derajat yang tinggi dan tempatkanlah dia pada kependudukan yang terpuji yang telah Engkau janjikan, sesungguhnya Engkau tiada menyalahi janji, wahai Dzat Yang Paling Penyayang.” *unplash Bismillah… Doa setelah azan, tidak asing di telinga kita. Setiap petang tiba, saat matahari beranjak kembali ke peraduannya, hampir semua stasiun TV Nasional menayangkan azan maghrib, disusul doa setelah azan. Coba pembaca sekalian perhatikan, hampir setiap doa azan yang ditayangkan, ditutup dengan kalimat “Innaka Laa Tukhliful Mii’aad”. Tambahan kalimat inilah yang perlu dikaji. Adapun kalimat doa sebelumnya, sudah tepat sesuai hadis shahih, alhamdulillah. Karena, beragama sangat tidak cukup hanya berkiblat kepada televisi. Meski televisi dianggap sebagai media yang paling digandrungi masyarakat Indonesia. Kita beragama berdasarkan dalil Al Quran dan Hadis yang shahih, dan tentu saja di atas bimbingan pemahaman para sahabat -semoga Allah meridhoi mereka-. Menyoal Kalimat “Innaka Laa Tukhliful Mii’aad” Pada Doa Setelah Adzan Nabi shallallahu alaih wasallam bersabda, مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ النِّدَاءَ اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ، وَالصَّلاَةِ القَائِمَةِ، آتِ مُحَمَّدًا الوَسِيلَةَ وَالفَضِيلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ، حَلَّتْ لَهُ شَفَاعَتِي يَوْمَ القِيَامَةِ “Barangsiapa yang berdoa tatkala mendengar seruan azan Ya Allah, Tuhan yang memiliki seruan yang sempurna dan salat yang tetap ditegakkan, karuniakanlah kepada Muhammad wasilah dan kemuliaan, serta tempatkanlah ia pada kedudukan yang telah Engkau janjikan. Maka ia akan menerima syafa’atku hari kiamat.” Takhrij Hadis ini diriwayatkan oleh – Al Bukhari dan Ahmad bin Hanbal, – Abu Dawud dari Ahmad bin Hanbal, – Ibnu majah, dari Muhamad bin Abul Hasan, Adz Dzuhli dan Al Abbas bin Al Walid, – Demikian juga Ibnu hibban meriwayatkan melalui jalur Adz Dzuhli, – At Tirmidzi, dari Muhammad bin Sahl Al Baghdadi dan Ibrahim bin Yakub. – An Nasai, dari Amr bin Manshur, – Ibnu Khuzaimah, dari Musa bin Sahl ar Ramli, – At Thahawi dan Ath Thabarani, dari Abu Zurah Ad Dimasyqi, – At Thusi, melalui jalur Al Juzajani, – Ibnu Abi Ashim, dari Muhammad bin Muslim bin Waarah, – Sedangkan Al Baihaqi meriwayatkan melalui jalur Muhammad bin Auf, dengan tambahan kalimat إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ المِيْعَادَ sesungguhnya Engkau tidak menyelisihi janji di akhir doa. Semua perawi yang tertulis tebal menerima hadis tersebut dari P Ali bin Ayyasy, dari Syu’aib bin Abu Hamzah, dari Muhammad bin Al Munkadir, dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu anhu, dari nabi shallallahu alaih wasallam. Skema Sanad Telaah Kritis Kalimat إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ المِيْعَادَ Poros P jalur hadis adalah Ali bin Ayyasy. Bila kita cermati, maka dapat terlihat bahwa Muhamad bin Auf adalah satu-satunya perawi yang menyebutkan tambahan إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ المِيْعَادَ . Padahal ada puluhan perawi yang menerima hadis ini dari Ali bin Ayyasy. Diantara mereka para ulama kredibel yang menguasai seluk beluk hadis, seperti; imam Ahmad dan imam Al Bukhari. Namun tak satu pun dari mereka yang menyebutkan tambahan tersebut. Memang, Muhammad bin Auf termasuk perawi kredibel dan penghafal hadis ulung. Tapi, apakah dalam situasi ini tambahan kalimat yang ia sebutkan bisa diterima? Al Hafidz ibnu Hajar dalam an-Nukat memberikan sebuah kesimpulan dari pernyataan para ulama kritikus hadis untuk kasus seperti ini. Kata beliau, فَحَاصِلُ كَلَاِم هَؤُلَاِء الأَئِمَّةِ أَنَّ الزِيَادَةَ إِنَّماَ تُقْبَلُ مِمَّنْ يَكُوْنُ حَافِظًا مُتْقِنًا حَيْثُ يَسْتَوِي مَعَ مَنْ زَادَ عَلَيْهِمْ فِي ذَلِكَ، فَإِنْ كَانُوا أَكْثَرَ عَدَدًا مِنْهُ أَوْ كَانَ فِيْهِمْ مَنْ هُوَ أَحْفَظُ مِنْهُ أَوْ كَانَ غَيْرَ حَافِظٍ وَلَوْ كَانَ فِي الأَصْلِ صَدُوقًا فَإِنَّ زِيَادَتَهُ لَا تُقْبَلُ “Kesimpulan dari pernyataan para imam tersebut, bahwa tambahan kata/kalimat dapat diterima dari seorang Perawi yang hafidz/penghafal hadis ulung, lagi mutqin/kuat hafalan. Dimana perawi tersebut kualitas hafalannya setingkat dengan perawi yang tidak menambahkan kata. Tetapi, jika mereka yang tidak menambahkan kata lebih unggul secara kuantitas, atau di Antara mereka ada yang kualitas hafalannya lebih bagus, atau si perawi yang menambahkan kata tadi bukan seorang hafidz, meskipun ia seorang yang jujur, maka tambahan tersebut tidak bisa diterima.” Berdasarkan ketentuan di atas, maka tambahan إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ المِيْعَادَ dianggap lemah, bahkan masuk kategori syadz. Sebab, imam Ahmad, imam al-Bukhari dll, secara kualitas maupun kuantitas lebih unggul dari Muhammad bin Auf. Alasan inilah yang menjadikan Syekh Al Albani dalam Irwa al-Ghalil menghukumi syadz kalimat tambahan tersebut. Katanya, زِيَادَةُ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ المِيْعَادَ فِي آخِرِ الحَدِيْثِ عِنْدَ البَيْهَقِى. وَهِيَ شَاذَّةٌ لِأَنَّهَا لَمْ تَرِدْ فِي جَمِيْعِ طُرُقِ الحَدِيْثِ عَنْ عَلِي بْنِ عَيَّاشٍ، اللَّهُمَّ إِلَّا فِي رِوَايَةِ الكُشْمِيْنِى لِصَحِيْحِ البُخَارِي خِلَافًا لِغَيْرِهِ فَهِيَ شَاذَّةٌ أَيْضًا لِمُخَالَفَتِهَا لِرِوَايَاتِ الآخَرِيْنَ لِلصَّحِيْحِ، وَكَأَنَّهُ لِذَلِكَ لَمْ يَلْتَفِتْ إِلَيْهَا الحَافِظُ، فَلَمْ يَذْكُرْهَا فِي الفَتْحِ عَلَى طَرِيْقَتِهِ فِي جَمْعِ الزِيَادَاتِ مِنْ طُرُقِ الحَدِيْثِ وَيُؤَيِّدُ ذَلِكَ أَنَّهَا لَمْ تَقَعْ فِي أَفْعَال العِبَادِ لِلْبُخَارِي وَالسَّنَدُ وَاحِدٌ. “Tambahan إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ المِيْعَادَ di akhir teks riwayat Al Baihaqi adalah syadz. Karena tidak tercantum di seluruh jalur hadis dari Ali bin Ayyasy. Kecuali dalam sahih Al Bukhari riwayat versi Al Kusymini Al Kusymihani. Namun itu berbeda dari riwayat sahih al-Bukhari yang ada. Maka status riwayat itupun syadz, karena menyelisihi riwayat sahih Al Bukhari yang lainnya. Boleh jadi, karena alasan ini Al Hafidz ibnu Hajar tidak menyinggungnya. Beliau tidak menyebutkan riwayat Al Kusymihani tersebut dalam fathul Bari, sebagaimana kebiasaan beliau dalam menggabungkan tambahan-tambahan kata/kalimat dari beberapa jalur hadis. Hal ini dikuatkan, bahwa tambahan tersebut tidak tercantum dalam karya Al Bukhari khalqu af’al al-Ibad, padahal sanad hadisnya sama dengan yang tercantum di kitab sahih nya.” Kesimpulan Tambahan إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ المِيْعَادَ sangat lemah, dan tidak termasuk dari bagian doa yang dianjurkan setelah adzan. Wallahu a’lam. ________ Referensi Shahih al-Bukhari no. 614 dan 4719 Musnad Ahmad, jilid. 23, hal. 120, no. 14817 Sunan Abu Dawud, no. 529 Jami’ At Tirmidzi, no. 211 Sunan An Nasai, no. 680 Sunan ibnu Majah, no. 722 Sahih ibnu khuzaimah jilid. 1, hal. 249, no. 420 Sahih ibnu Hibban, jilid. 4, hal. 586, no. 1689 Mustakhraj Ath Thusi, jilid. 2, hal. 34 Syarh Ma’ani al Atsar, jilid. 1, hal. 146, no. 895 Musnad Asy Syamiyin, jilid. 4, hal. 149, no. 2972 As Sunnah, ibnu Abi Ashim, jilid. 2, hal. 395, no. 826 As Sunan Al Kubra, jilid. 1, hal. 603, no. 1933 An Nukat, hal. 498 irwa al-Ghalil jilid. 1, hal. 260-261 **** Ditulis oleh Abu Hurairah, BA Beliau adalah mahasiswa magister S2 Ilmu Hadis, di Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia. Alumni PP. Hamalatulqur’an Yogyakarta, S1 fakultas Hadis Univ. Islam Madinah KSA

innaka la tukhliful mi ad artinya